Liburan Murah Saat Dolar 'Munggah'
September 20, 2015
Liburan! Siapa yang
tidak senang dengan kalimat itu? Melakukan perjalanan, menemukan hal baru,
memanjakan diri dan 'menghilang' sejenak dari aktivitas padat sehari-hari. Ya,
saat ini traveling sudah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia.
Peningkatan kebutuhan seseorang
untuk berpergian itu terlihat dari survei yang dilakukan Global Travel
Intentions Study (GTIS) 2015 oleh VISA Worldwide Indonesia. Berdasarkan survei yang dilakukan
pada Januari - Februari 2015, dalam dua tahun, orang Indonesia pergi ke luar
negeri rata-rata berniat mengambil 5 kali perjalanan, untuk dua tahun ke depan
.
"5 kali perjalanan ini
leisure, bisnis, other purpose. Di Indonesia
mereka lebih berniat mengambil perjalanan bisnis 2 kali," kata
Harianto Gunawan, Direktur VISA Worldwide Indonesia saat ditemui VIVA.co.id
beberapa hari lalu.
Meski begitu, kondisi nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika kini sedang melemah. Pada 10 September 2015, kurs
rupiah terhadap dolar Amerika mencapai Rp14.345.
Berpengaruhkah angka tersebut
terhadap minat masyarakat Indonesia untuk berlibur ke luar negeri?
Marischka Prudence, Travel
Blogger yang sudah menjelajahi banyak negara dan daerah Indonesia mengatakan
bahwa berpengaruh itu pasti. Menurutnya, bagaimanapun budget untuk traveling ke
luar negeri terutama yang mata uangnya dolar akan sangat terasa.
"Untuk destinasi negara yang
tidak menggunakan dolar us juga akan tetap berpengaruh karena banyak hal yang
berkaitan dengan travel industri perhitungannya dalam dolar, seperti harga
tiket pesawat, paket tour, dan lainnya," jelas Marishcka pada VIVA.co.id
Namun, lanjut Marischka, bila
dibilang berpengaruh hingga pada keputusan pergi ke luar negeri, sepertinya
tidak terlalu signifikan. Menurutnya, ini karena pasar untuk traveling keluar
negeri itu sebagian besar memang utk kalangan menengah ke atas yang memang
sudah punya budget extra untuk traveling.
"Saya lihat di travel fair
juga animonya masih tinggi sekali, teman-teman yang traveling ke luar masih
tetap banyak," tambahnya.
Kondisi tersebut diamini oleh
beberapa agen perjalanan, seperti Panorama Tour. Nanto, Travel Consultan dari
Panorama Tour mengatakan bahwa wisatawan lokal yang berlibur ke luar negeri
memakai jasanya tidak terlalu berkurang banyak.
"Enggak ngaruh banyak sih.
Paling berkurang secara intensitas keberangkatan aja cuman semua destinasi
keisi," katanya.
Soal harga tiket, ia mengaku
naiknya kurs dolar Amerika terhadap rupiah cukup berpengaruh terhadap harga
tiket penerbangan. Pihaknya memiliki sistem deposit untuk pembayaran.
"Kalau promo khusus gitu
enggak ada. Kita tiket tergantung harga kurs. Jadi ada sistem deposit dan
pelunasan. Misalnya pas awal ada sepostit 4 juta, ketika kurs sekian harga saat
pelunasannya mengikuti kurs," jelas Nanto.
Pergeseran Destinasi
Saat harga dolar sedang tinggi,
tren destinasi wisata luar negeri bergeser ke dalam negeri. Hal itu diungkapkan
Gaery Undarsa, Managing Director Tiket.com, sebuah aplikasi pemesanan tiket. Ia
mengatakan bahwa secara jumlah tiket tetap tinggi. Namun destinasinya yang
bergeser.
"Sekarang justru destinasi
domestik yang jadi primadona. Bahkan kenaikannya sampai 2 kali lipat,"
kata Gaery saat ditemui VIVA.co.id.
Untuk dari segi tujuan destinasi
wisata, Bali dan Yogyakarta masih jadi tujuan favorit para wisatawan lokal.
"Bali justru jadi ramai.
Sebelumnya ada pilihan mau ke Jepang atau kemana. Selain Bali ada
Yogyakarta," tambahnya.
Hal itu juga diamati oleh
Marischka Prudence, ia melihat tren berlibur kini berpindah ke dalam negeri.
"teman-teman yang traveling
ke luar masih tetap banyak, namun ada sebagian yang jadi shifting mengubah
destinasi menjadi dalam negri, sisi positifnya destinasi domestik jadi lebih
naik lagi walaupun dari segi jumlah yang berpindah keputusan dari destinasi
luar menjadi domestik tidak terlalu signifikan sepertinya," katanya.
Tips jalan-jalan ke luar negeri dari Marischka Prudence:
1. Seusaikan budget
Pertama tetap sesuaikan dengan
budget, jangan karena dolar naik terus kita jadi ngutang untuk menutup itu,
lebih baik menyesuaikan destinasi, jadi dibandingkan dengan destinasi yang
menggunakan US dollar.
2. Negara Asia
Bisa mencoba negara-negara asia,
masih banyak negara yang biaya hidupnya mirip-mirip dengan Indonesia sehingga
budget daily seperti makan dan transport tidak terlalu bengkak
3. Transportasi
Hal lain tentu saja perencanaan,
seperti tiket pesawat, walaupun dolar naik tapi maskapai selalu punya waktu
promo tiket pesawat, saat itu kita beli jadi menekan budget.
Destinasi negara luar negeri yang cocok saat dolar naik
Saat dolar naik seperti sekarang,
sebenarnya masyarakat bisa memilih negara-negara di Asia Tenggara. Hal itu
diungkapkan oleh Windy Ariestanty, seorang penulis perjalanan yang pernah
melakukan perjalanan selama 35 hari dari Afrika Utara sampai Italia.
"Buat aku kayak Vietnam, Myanmar,
Laos menarik. Buat orang mungkin jarang, padahal itu sebenarnya justru para
penyuka perjalanan dari eropa dan amerika dia malah jalannya ke sana,"
kata Windy.
Sekarang, tambah Windy, terjadi
pergeseran. Orang-orang yang hidup di Eropa dan Amerika, jusru traveling ke
Asia, Indonesia salah satunya.
"Negara yang paling sering
mereka kunjungi sekarang trennya Myanmar, dia baru membuka diri, rasa ingin tau
besar, biaya hidup jauh lebih murah," tambahnya bersemangat.
Berikut beberapa negara yang
cocok dikunjungi saat harga dolar tinggi, dari Marischka Prudence dan Windy
Ariestanty:
Myanmar
Seperti yang sudah dijelaskan
oleh Windy sebelumnya, negara yang masih dalam kawasan Asia Tenggara ini
memiliki daya tarik yang cukup kuat. Mulai dari budaya hingga biaya hidup yang
cukup murah.
Kamboja
Windy mengatakan, yang membuat
Kamboja terkenal kan si simp rap dan Angkor wat nya karena memang dari dulu,
sejarah peradaban.
Thailand
Menurut Marischka, ada banyak
destinasi di Thailand yang cenderung murah. Harga makanan dan penginapan juga
murah, cenderung sama dengan di Indonesia dan bahkan banyak yang lebih murah
juga
Filipina
Negara kepulauan ini juga
termasuk destinasi dengan budget kecil, sangat memungkinkan untuk backpacker.
"Ketika kamu masih menyukai
petualangan, pengen lihat yang beragam, negara-negara ini yang bisa kita
samperin. Cuman pola pikir kita kalau jalan-jalan harus ke negara barat,
padahal enggak. Asia tenggara cocok banget buat dieksplor," kata Windy
Sedangkan menurut Marischka, ada
3 daerah di Indonesia yang bisa dipilih untuk destinasi jalan-jalan murah
meriah:
Lombok
Bisa jadi alternatif karena masih
lebih tenang dibandingkan Bali, penginapan juga banyak yang masih murah,
menyenangkan untuk backpacking dan masih banyak pantai yang sepi.
Tanjung Puting, Kalimantan Tengah
Surprisingly wisata susur sungai
dan melihat orangutan di habitat aslinya ini cukup low budget, harga tiket ke
Pangkalan Bun (entry untuk masuk Tj Puting) mirip-mirip dengan harga tiket ke
Bali atau Lombok, untuk sewa kapal juga bisa murah jika beramai-ramai.
Kiluan, Lampung
Ini jadi pilihan backpacker yang
murah, dengan budget 600-700 ribu sudah all in, tidak perlu tiket pesawat
karena dari Jakarta bisa menyeberang dari Merak, sisanya jalan beramai-ramai
sewa mobil bisa menekan budget.
Sudah diterbitkan dalam portal Viva.co.id rubrik Travel, berikut link selengkapnya:
http://life.viva.co.id/news/read/674913-liburan-murah-saat-dolar--munggah-
0 komentar