Setelah melalui malam dengan susah tidur, ditemani si Tapir via sms, akhirnya aku terkapar sekitar jam setengah tiga pagi. Alarm HP-ku bunyi, jam enam katanya. Ibu juga membangunkan. Dan tau? Aku gampang sekali bangun! Padahal cuaca pagi itu cocok buat kembali menarik selimut. Demi kereta loh! :D Beres-beres kamar, cuci piring, kemudian mandi. Ibu duluan ke sekolah, takut anak muridnya nunggu katanya. Selesai...
"Besok Ibu sama anak kelas 5 mau naik kereta ke Cicalengka terus ke Padalarang, mau ikut?" Kalimat itu membuatku bangun dari posisi santai menonton tv. "Mau!" jawabku semangat. Kereta, iya kereta. Aku sangat menyukai moda transportasi bebas macet itu, juga menyukai pendamping setianya, rel. Sejak kecil, aku selalu berpergian jauh (terutama saat mudik) menaiki rangkaian gerbong ini. Bertemu teman, berlari kesana kemari, tidur...
10.38 AM, sebenarnya ini sudah siang. Waktunya kamu bekerja, matahari. Kemarin, jam segini kamu sedang ceria-cerianya, memamerkan pancaran sinarmu yang... Subhanallah sekali! Walau pada ujungnya kamu mengalah pada hujan. Tapi hari ini, kamu tampak malu-malu untuk memamerkan keceriaanmu. Aku sih, suka cuaca seperti ini. Permintaanku hari ini, kamu jadi pemalu dulu ya! Biar mendung yang menjadi pemeran utama. Terlalu ceria juga tidak baik,...
Beres.Ternyata kemarin itu salah paham.Eh, tidak semua, sebagian.'Aku hanya bingung dalam diam, tidak ada maksud memusuhi'Begitu katamu,Tapi kamu tetap merasa salah dengan masalah itu,lalu kita berdua baikan.Bodor ya. Diselipkan tawa konyol tadi sore,aku keluarkan semua unek-unek selama sebulan.ahahahahahahaha! Gila! Awalnya, aku mau memukul lenganmu,namun berubah gara-gara kesempatannya ngga ada.Akhirnya, aku menggigit pundakmu dengan keras."maaf ye. itu bentuk kekesalanku selama sebulan"ahahahahahahaha! :p Berhenti memaksa...
Selamat malam, apa kabar? Sudah lama aku tidak menumpahkan tentangmu juga kita disini, dunia seorang Riska Herliafifah. Sempat tertutup oleh seonggok bayangan yang sangat besar, malam ini aku kembali meracau. Semua gara-gara motormu yang terparkir tepat didepanku saat aku sedang menyantap ayam tulang lunak paling enak di kampus haha. Memandang helm yang penuh stiker dan motor hitam kebanggaanmu itu, membuatku me-rewind semua peristiwa...
Ini gila. Aku serius. Seingatku, tak pernah aku merasakan kesal sampai seperti ini. Gemes. Ya, gemes ingin mencubit lenganmu hingga memar, bahkan berdarah. Sadis memang. Jangan seperti abege lah, ingat umur. Bermusuhan, tidak bertegur sapa. Padahal jelas-jelas kita saling beradu pandang. Hanya karena hal itu? Ya Tuhan, aku hanya bisa menghela nafas panjang. Menyebut asma-Mu berkali-kali. Jangan anggap apa yang aku lakukan itu...