Rewind - Pause - Play

February 07, 2012

Selamat malam, apa kabar? Sudah lama aku tidak menumpahkan tentangmu juga kita disini, dunia seorang Riska Herliafifah. Sempat tertutup oleh seonggok bayangan yang sangat besar, malam ini aku kembali meracau. Semua gara-gara motormu yang terparkir tepat didepanku saat aku sedang menyantap ayam tulang lunak paling enak di kampus haha.

Memandang helm yang penuh stiker dan motor hitam kebanggaanmu itu, membuatku me-rewind semua peristiwa yang kita alami. Berdua, bertiga, berempat, bahkan berbanyak.

Sekarang kita masuk semester 6 di hutan belantara ini. Kenapa hutan? Karena isinya ajaib semua! Tidak perlu aku jelaskan, kamu pasti mengerti *sok yakin* Hampir tiga tahun kita berteman dekat. Aku ingat pertemuan kita pertama kali. Perwalian. Waktu itu kamu membawa kamera kebanggaanmu, canon EOS D350  yang ayahmu berikan saat kamu duduk dibangku SMP. Wajahmu yang ketus, mata sipit, bicara tidak jelas, rambut berponi (pada saat itu) seringkali membuatku malas untuk menyapa.

Sikapmu sejak dulu sampai sekarang tidak berubah. Aku pernah bilang beberapa kali padamu "Ih kamu mah ramah cuma sama orang cantik doang. Aku dicuekin. Rese!" Dan responmu? Hanya melirik dari ujung mata, lalu ngeleos pergi. Kan? Emang menyebalkan! Aku dengan bawelnya bercerita, responmu "ooh, masa? heumm gitu. Yauda sih" bla bla bla... Tapi giliran kamu yang cerita, wuuiihh, aku harus menyimak dengan baik. Bijak sekali manusia ini. Tukang ngelitikin lutut kalau di motor, ngebut-ngebut, nyentil, ngejegal kaki, nutup mata dari belakang, itu hal jail yang selalu kamu lakukan padaku. Meski kini kita berbeda jurusan.

Aku ingat waktu kita bersama empat orang teman menonton film action di sebuah mall. Aku dibonceng si merah, motor bebek biasa dibandingkan dengan si hitam kebanggaanmu sekarang. Tapi untukku, dia memiliki kelebihan tersendiri. Saat nonton, kamu salah beli minuman, teh rasa kurma. Hahaha aku tertawa meledek, kamu hanya melirik lalu berkomentar sedikit.

Aku juga ingat waktu kita bersama dua teman menonton film action (lagi). Habis itu kita berempat makan bebek, lanjut ke roti bakar penuh keju.

Juga waktu aku mengendarai motor dan kamu mengikutiku dari belakang, hujan besar. Kamu berhenti sejenak untuk memakai jas hujan, tapi aku terus saja melaju. Tanggung.  Setelah itu tiba kita dipersimpangan jalan, kamu menyuruhku mampir sebentar dirumah nenekmu. Masih hujan. "mau masuk dulu ngga?" tanyamu sambil melepas jas hujan. "ngga ah, langsung pulang aja. udah sore" jawabku yang basah kuyup. "pulang? nih atuh pake jas ujan aku aja. da ujannya masih lumayan gede." katamu sambil memberikan jas hujan berwarna silver. Aku meraihnya. "percuma sih sebenernya, da aku udah basah" kataku sambil melihat kondisi badanku dikaca mobil. "udaaah pake aja. minimal ngga nambah basah" masih dengan wajahmu yang datar, nada bicara sedikit galak. hehe :)

Ada lagi, waktu aku baru selesai foto himpunan dan mampir sebentar di restoran fastfood didekat rumahmu. "aku lagi disini da hahaha" Kira-kira begitu isi pesanku.
"terus? aku baru bangun. sama siapa kamu?" Balasmu.
"sama temen. ooh oke" jawabku seadanya. Aku tidak memintamu untuk datang, tapi tak lama berselang dari situ. Tiba-tiba ada lelaki mengenakan jaket tebal berwarna biru tua mengendarai motor hitam masuk parkiran. Aku sedikit mencondongkan badanku ke kanan, memastikan. Dan itu kamu. Tawaku meledak, temanku mengerti. "loh? katanya baru bangun? ngapain kesini?" tanyaku sesaat setelah kamu menghampiriku. "iya baru bangun. ini liat aku pake baju rumah. si mamah pengen cream soup cenah." katamu sambil melirik kearah kaki. Ooohh pake sendal hotel dengan rambut acak-acakan, aku menahan tawa. Setelah antri, kamu kembali lagi, melihatku "hahahaha kamu kenapa pake kerudung model gitu? makin aja bulet. lingkaran besar lingkaran besaaar" seperti biasa, selalu ada saja celaan untukku.

Ada lagi, waktu aku pulang kuliah dan mampir sebentar di restoran fastfood biasa kita bertemu, karena Ibu ingin cream soup. Aku mengirim pesan singkat
"Aku disini da"
"Kunaon mau nraktir?"
"idih kagak, cm bilang doang yeeey"
Selalu seperti itu. Ketus. Setelah pesan, aku bergegas pulang menggunakan si montok. Dijalan HP ku bergetar. Satu pesan masuk
"Kirain masih ada. aku lagi disini si mama pengen cream soup"
Aku tersenyum. Pasti, setiap aku tidak menyuruhmu datang, kamu malah datang, tapi saat aku memintamu datang, tak terlihat batang hidungmu yang mancung itu dihadapanku. Aneh.

Ini juga, aku ingat, sangaaaaat ingat. 9 Juni tahun lalu. Ibumu masuk rumah sakit dan saat itu kita berencana untuk mengerjakan power point. Awalnya setelah kamu pulang dari RS, namun rencana berubah saat kamu mengirim pesan singkat "Aku disuruh jaga mama, ga bawa laptop pula da gatau mau jaga. tugas gimana atuh?" Kira-kira begitu. Saat itu aku baru selesai rapat, langsung aku pinjam laptop temanku kemudian bergegas menuju rumah sakit. Sesampainya disana, ada ayah, mama, dan sepupumu. Kata mama, kamu kebawah menyusulku. Sebentar kemudian kamu ada dibelakangku.
Membuka laptop, dan aku baru ingat kalau filenya ada di email, tak ada modem disana. Waktu menunjukan jam setengah delapan malam, kita kelimpungan mencari warnet. Akhirnya dapat, didepan salah satu SMA. Setelah itu makan sebentar ditukang nasi goreng, lalu berjalan menuju rumah sakit. Sesampainya disana, aku sedikit bercanda dengan ayahmu  kemudian beliau pulang bersama sepupumu. Tersisa aku, kamu, dan mamamu.
Kita mengerjakan tugas bergantian, waktu giliranmu, aku tak kuat menahan kantuk. Aku menyelonjorkan kaki dan menaruh kepala dibantal sebelah lenganmu yang sedang sibuk berkutat dengan laptop. Aku membalikkan badan, tersenyum simpul. Lap-lep, gitu istilah tidur tidak pulas. Kamu sesekali menggangguku. Sampai suatu saat aku tak sengaja merangkul lenganmu, dan reaksimu? Diam. Tidak melepaskan rangkulanku, malah itu semakin kuat. Aku terbangun, sok-sok bangun sebenarnya. "nih udah." katamu sambil memberikan laptop, memandangku sejenak, lalu berdiri. Aku masih mengatur tempo jantungku. Efek adegan rangkulan lengan itu. Kamu tau? Itu seperti adegan film korea!
"udah jam 10. kamu nginep sini aja" katamu sambil merapikan selimut mamamu. Detak jantungku kembali tak teratur, apaan? nginep dirumah sakit? sama cowok? ada ibunya pula. Begitu pikirku. "iya neng, disini aja. udah malem kasian. bawa motor?" Mamamu menambahkan. Aku gelagapan "Iya bawa motor, ica pulang aja tante, gpp jam 10 mah Insyaallah aman hehe" senyum canggung. 
Lalu kamu duduk disebelahku "heh gila apa! tidur dimana aku kalo nginep sini? ngaco. Lagian, masa cewek nginep sama cowok. Ada mama kamu pula" kataku berbisik setengah panik. "ini kan ada kursi panjang, kamu tidur di kursi, selonjoran, aku dibawa aja pake karpet. lagian udah malem, mana malem jumat sekarang. ngeri hayoh" kamu meyakinkanku. Aku tetap pulang, walaupun mamamu sudah mengajakku untuk menginap, tetap saja tidak enak, anak perempuan :) lalu pamit pulang. Kamu mengantarkanku kebawah, tapi hanya sampai lift -__-
Di parkiran, aku melirik kearah kamar, terlihat kamu berdiri memandangku. Salting. Lalu aku menunduk. Kamu tau? 9 Juni 2011, Rumah Sakit Advent ruang 402, selalu aku ingat, semuanya :)

Masih banyak peristiwa yang kita lalui bersama. Terlalu panjang jika aku menumpahkannya disini. Kamu, ya kamu duplikat ayahku, sempat mengisi ruanganku yang paling sensitif bernama hati selama 1,5 tahun. Kini, tak ada lagi merinding saat bayanganmu menclok dipikiranku, tak ada lagi merinding saat kamu ada dihadapanku bahkan saat menulis ini, juga si merinding absen. Yang tersisa hanya senyum simpul. Karena kamu sudah mengisi hari-hariku dengan sikapmu yang ajaib, aneh tapi konyol.

Sejak awal tidak ada yang istimewa diantara kita. Hanya - teman - baik. Yang membedakan adalah bagaimana perasaanku padamu yang tak pernah kamu ketahui. Kita tidak pernah berubah, masih seperti ini, saling ejek, kamu yang mendekat saat aku menjauh, berbagi cerita, semuanya. Perubahan hanya terjadi pada diriku sendiri. Ketika dulu takaran mencapai seratus dan kini kembali pada titik nol :)


You Might Also Like

0 komentar

Friends

Popular Posts

Part of